Bagimu dan Untuk Diriku

12 Tahun yang lalu telah tersurat sebuah takdir
Kubimbing bersama rindu yang bersemayam di hati
Kutuntun bersama kepercayaan di ruang kalbu
Aku selalu bersujud di atas pertemuan, hingga detik ini
Aku selalu bersyukur di atas keindahan cinta, hingga detik ini
Yang Tuhan menjadi saksi atas sebuah ikrar
hingga dengan keizinan Tuhan Yang Maha Kuasa
mengutus malaikat maut menghentikan rentang waktu
bagi mu atau untuk diriku
 
Ijinkan Aku tetap mencintaimu dengan sederhana
laksana seorang anak yang tak henti-hentinya aku mencintai
Dan, apa yang kucintai kini… akan kucintai sampai akhir hidupku,
Karena cinta ialah semua yang dapat kucapai…
dan tak ada yang akan mencabut diriku dari padanya
 
Ijinkan Aku tetap menampingimu dengan kesederhanaan
laksana  seorang teman yang selalu menjadi sahabat didalam keresahan
Dan, apa yang ku percayai kini…… akan kuyakini sampai waktu berhenti untukku
Karena keyakinan telah kudapat dan terima
dan tak ada yang akan membuatnya nista hatiku dari padanya
 
Ijinkan Aku tetap disisimu dengan kesederhanaan
laksana  bintang yang selalu ada dalam  malam indah
Dan, apa yang kumiliki kini….. akan kujalani sampai maut menjemputku
Karena  keindahan terang yang telah kujalani
dan tak ada yang akan membuatnya pudar hatiku dari padanya
 
Karena langit indah malam,
kesempurnaan setitik cahanya bintangku
ada terlihat dan tetap bersinar ___ v3
 
 
 

The Unforgiving Rinjani

The Unforgiving Rinjani

What an Amazing World!

“It looks so forbidding!” James says with his eyes deeply contemplating at the summit of Mount Rinjani, piercing the sky above the island of Lombok. From the crater rim, the afternoon sun illuminates the very top of the volcano, giving a golden hue to the almost floating pyramid above the clouds, leaving its gigantic body on earth. Cold and unforgiving.

* * *

Six hours earlier we started our hike to Indonesia’s second highest volcano, standing at 3,726 meters, anchoring Lombok amid the Lesser Sunda Islands. The smell of fresh morning grass and the fragrant scent of ripening garlic in locals’ fields boosted our spirit to kick off the long hike through savanna and rain forests. Jen is our guide, a 21-year old lad who decided to become a trekking guide instead of continuing his study to college. “Even if I graduated from the university, it would be very hard…

Lihat pos aslinya 2.899 kata lagi